Kekuatan
beton tidak lebih tinggi dari kekuatan agregat, oleh karena itu sepanjang
kekuatan tekan agregat lebih tinggi dari beton yang akn dibuat maka agregat
tersebut masih cukup aman digunakan sebagai campuran beton. Pada kasus-kasus
tertentu, beton mutu tinggi yang mengalami konsentrasi tegangan lokal cenderung
mempunyai tegangan lebih tinggi daripada kekuatan seluruh beton. Dalam hal ini
kekuatan agregat menjadi kritis.
Faktor
yang Mempengaruhi Kekuatan Agregat
Kekuatan
agregat dapat bervariasi dalam batas yang besar. Butir-butir agregat dapat
bersifat kurang kuat karena dua hal, yaitu:
a.
Karena terdiri dari bahan yang lemah
atau terdiri dari partikel yang kuat tetapi tidak baik dalam hal pengikatan (interlocking).
Granite
misalnya, terdiri dari bahan yang kuat dan keras yaitu kristal Quards dan Feldspar, tetapi bersifat kurang kuat dan modulus elastisitasnya
lebih rendah daripada gabbros dan diabeses. Hal ini terjadi karena
butir-butir granit tidak terikat dengan baik.
b.
Porositas yang besar.
Porositas
yang besar mempengaruhi keuletan yang menentukan ketahanan terhadap beban
kejut.
Kekerasan atau kekuatan butir-butir
agregat tergantung dari bahannya dan tidak dipengaruhi oleh lekatan antar butir
satu dengan lainnya. Agregat yang lebih kuat biasanya mempunyai modulus
elastisitas (sifat dalam pengujian beban uniaxal) yang lebih tinggi.
Butir-butir yang lemah (lebih rendah dari pasta semen) tidak dapat menghasilkan
kekuatan beton yang dapat diandalkan. Kekerasa sedang mungkin justru lebih
menguntungkan, Karena dapat mengurangi konsentrasi tegangan yang terjadi, atau
pembasahan atau pengeringan, atau pemanasan dan pendinginan dengan demikian
membantu mengurangi kemungkinan terjadinya retakan dalam beton.
Butiran yang lemah dan lunak perlu
dibatasi nilai minimumnya jika ketahanan terhadap abrasi yang kuat
diperlukan.Modulus elastisitas agregat juga penting diketahui karena memberikan
kontribusi dalam modulus elastisitas beton.
Cara Pengujian Kekuatan Agregat
Untuk
menguji kekuatan agregat dapat menggunakan bejana Rudelloff ataupun Los Angelos
Test. Sesuai dengan SII.0052-80 (PB, 1989) untuk agregat normal dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Bejana rodelloff yang banyak digunakan
dinegara Inggris berupa bejana yang berbentuk silinder baja dengan garis tengah
bagian dalam 11.8 cm dan tingginya 40 cm dilengkapi dengan stempel pada
dasarnya. Cara pengujiannya, butiran agregat dimasukkan kedalam silinder
tersebut dan diletakkan stempel kemusian ditekan dengan gaya tekan 20 ton
selama 20 menit. Bagian yang hancur yang lebih kecil dari 2mm kemudian
ditimbang. Beratnya merupakan kekuatan dari agregat yang dinyataan dalam persen
hancur. Semakin banyak bagian yang hancur semakin rendah kekuatan agregat
tersebut.
Cara Rudelloff agak kurang tepat jika
dipakai untuk menguji agregat yang lemah, karena perkiraan akan terjadi gesekan
yang kuat dengan dinding silinder baja selama penekanan mengakibatkan beban
yang ditahan butr-butir berkurang,sehingga nilai yang dihasilkan nampaknya
lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya.
Cara uji kekuatan yang lainnya dengan
menggunakan alat Los Angelos Test.
Mesin ini berupa silinder baja yang tertutup di kedua sisinya dengan diameter
71 cm da panjang 50 cm. silinder bertumpu pada sebuah sumbu horizontal tempat
berputar. Pada silinder terdapat lubang untuk memasukkan benda uji dan tertutup
rapat sedemikian sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Dibagian
dalam silinder terdapat blade baja
melintang penuh setinggi 8.9 cm. silinder ini dilengkapi dengan bola-bola baja
dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara 390-445 gram
atau sesuai dengan gradasi benda uji seperti pada tabel berikut ini :
Tabel berat dan gradasi benda uji |
Tabel jumlah dan berat bola-bola baja sesuai dengan gradasi |
Untuk
mengetahui nilai Los Angelos, silinder diputar dengan kecepatan 30-33 rpm. Pengujian
ini nampak lebih memuaskan jika dipakai untuk menguji agregat normal. Caranya
dengan mengukur butiran yang pecah pada akhir putaran ke-100 kali yang pertama
dibandingkan dengan putaran ke-500. Umumnya jika butiran yang pecah pada akhir
ke-100 sudah lebih besar dari 20% (SNI memberi nilai batas 27%)daripada ke-500
dianggap bagianyang lunak sudah terlalu banyak.
Cara
lainnya dengan melakukan uji keuletan (toughness)
caranya diberi beban dengan sebuah mesin kejut (crushing value) dimana nilai kejut ini biasanya berhubungan dengan
kekerasan agregat. Uji kejut dilaksanakan dengan menggunakan silinder baja
dengan diameter dan tebal 25 cm yang dijatuhi hammer seberat 2kg, dengan tinggi jatuh mulai dari 1 cm dan
kelipatannya. Nilai kejut yang baik lebih besar dari 19, sedangkan nilai yang
kurang dari 13 dianggap jelek. Uji kuat tekan pada campuran beton dapatjuga
digunakan untuk mengukur kekuatan agregat yaitu dengan embuat kubus ukuran
50-200 mm yang kemudian diberi tekanan dengan menggunakan mesin tekan sampai
pecah.
SUMBER : Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. yogyakarta : ANDI
Casinos Near Me - Closest Ones Casinos & Hotels
BalasHapusMapYRO® USA 부천 출장샵 Realtime driving directions to Casinos Near 나주 출장샵 Me - 포천 출장마사지 Closest Ones Casinos 여수 출장샵 & Hotels. 논산 출장샵